Senam Artistik: Pertimbangan Usia Ade Pensiun dari Atlet, Memilih Profesi Pelatih

DL|Bandarlampung|Senam|18082025

---- Pesenam artistik senior putra, Meiyusi Ade Putra, menyatakan pensiun dari atlet dan mencoba menambah kemampuan menjadi pelatih pada disiplin Senam Artistik.

Ade mengikuti pelatihan pelatih nasional pada 13-18 Agustus 2025 di Hotel Grand City Meda Sumatera Utara setelah mendapatkan restu dari pengurus provinsi Federasi Gymnastik Indonesia (FGI) Lampung (dulu Persani-red).

“Intinya, saya memang sudah niat untuk beralih fungsi sebagai pelatih, dengan berbagai pertimbangan terutama usia. Sekarang sudah 37 tahun, dan saya sudah melalui 6 kali PON dari 2004, 2008, 2012, 2016 2021 dan 2024. Ini rasanya sudah cukup untuk digunakan sebagai pengalaman nanti untuk melatih anak-anak muda kita ke depan,” ungkap Ade, sepulang dari Medan, Senin 18 Agustus 2025.

Dia mengatakan terima kasih kepada pengurus FGI Lampung yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengikuti pelatihan ini, sehingga mulai menatap dunia baru yakni dunia kepelatihan.

“Di sana ternyata banyak teman-teman mantan atlet yang rata-rata diatas saya dan beberapa dibawah saya, termasuk pelatih putri, Rifda dari DKI Jakarta yang juga sudah memutuskan untuk banting stir jadi coach, padahal masih cukup muda. Rifda yang tahun lalu masih membela Indonesia di Olimpiade,” tambah Ade.

Persaingan Kolega

Ternyata Ade tidak sendirian untuk memilih jalur kepelatihan dan berpaling dari profesi atlet. Ada pesenam yang tergolong senior namun masih cukup muda, yakni Rifda, pesenam artistik putri DKI Jakarta andalan Indonesia juga memilih jalur pelatih. Termasuk pesenam senior lainnya.

Menurut Ade, dia sangat beruntung bahwa timing nya cukup tepat saat ini, ketika dalam waktu singkat mendapatkan kepercayaan dari Pengprov Persani atau FGI.

“Saya sangat bersyukur saat diberikan kepercayaan oleh pak Supeno, Sekum Persani Lampung, agar saya berangkat ke Medan untuk ikut pelatihan pelatih kemarin. Banyak hal baru yang sata dapatkan, saat ini dari sisi dan kacamata pelatih. Semoga ini bisa memberikan semangat saya ke depan untuk meniti karir di sini dan menyiapkan atlet berkualitas bagi Lampung, khususnya Disiplin Senam Artistik putra,” kata Ade.

Sementara Supeno yang memberikan rekomendasi untuk Ade Meiyusi menjadi pelatih memang dengan berbagai pertimbangan teknis serta dari dorongan kemauan Ade sendiri.

“Kami mengirimkan Ade untuk pelatihan pelatih, karena selain memang Ade yang mau. Dia juga harus meneruskan karirnya dan meneruskan ilmunya. Semoga ini menjadi awal yang baik. Pengalamannya sebagai atlet peraih emas PON, tentunya menjadi modal tambahan saat dia melatih nanti," kata Supeno.

Kini Lampung kembali harus bekerja keras dalam membina atlet senam khusus, melalui regenerasi yang terencana dan berbobot. (don)